Jumat, 10 April 2015

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA BAB 1-3



PENALARAN
DEFINISI PENALARAN
          Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
  1. Penalaran Induktif
                Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus.
  1. Penalaran Deduktif
                Penalaran deduktif adalah proses penalaran    untuk  menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus berdasarkan atas fakta-fakta yang  bersifat umum.
PROPOSISI
          Suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan fakta yang diketahui menuju ke pada suatu kesimpulan.
INFERENSI DAN IMPLIKASI
  1. Inferensi (infere) : menarik kesimpulan.
Ø  proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui.
  1. Implikasi (implicare) : melibat / merangkum.
Ø  rangkuman, sesuatu yang dianggap ada karena sudah di rangkum dalam fakta/ evidensi itu sendiri.
EVIDENSI
          Semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu.
          Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatau fenomena. 
Wujud Evidensi
evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diproleh dari sumber tertentu).




CARA MENILAI AUTORITAS
          Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memilih beberapa cara pokok sbagai berikut:
1.       Tidak mengandung Prasangka
      artinya pendapat disusun berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli atau didasarkan pada hasil eksperimen yang dilakukannya.
2.       Pengalaman dan Pendidikan Autoritas
      Pendidikan yang diperoleh harus dikembangkan lebih lanjut dalam kegiatan sebagai seorang ahli. Pengalaman yang diperoleh autoritas, penelitian yang dilakukan, presentasi hasil penelitian dan pendapatnya akan memperkuat kedudukannya.
3.       Kemashuran dan Prestise
      Faktor ketiga yang harus diperhatikan adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai autoritas hanya sekedar bersembunyi dibalik kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain. Apakah ahli menyertakan pendapatnya dengan fakta yang menyakinkan.
4.       Koherensi dengan Kemajuan
      Hal keempat adalah apakah pendapat yang diberikan autoritas sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman atau koheren dengan pendapat sikap terakhir dalam bidang itu. Untuk memperlihatkkan bahwa penulis benar-benar siap dengan persoalan yang tengah diargumentasikan.
SILOGISME DAN ENTIMEN
DEFINISI SILOGISME
Bentuk Penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik simpulannya
JENIS SILOGISME
          Silogisme Kategorial
          Silogisme hipotesis
          Silogisme alternatif
UNSUR-UNSUR YANG TERDAPAT DALAM SILOGISME
  1. Premis Umum (Premis Mayor) à menyatakan bahwa semua anggota golongan tertentu (A) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada (B)
  2. Premis Khusus (Premis Minor) à menyatakan bahwa sesuatu atau seseorang (C) adalah anggota golongan tertentu (A)
  3. Simpulan: menyatakan bahwa sesuatu atau seseoarng itu (C) memiliki sifat atau hal yang tersebut pada B

SILOGISME KATEGORIAL (GOLONNGAN)
          Silogisme kategorial adalah salah satu premis merupakan anggota premis yang lain.
          Rumus:
                                                PU: Semua A=B
                                                PK: Semua C=A
                                                S  : Semua C=B
SILOGISME NEGATIF
          Ciri silogisme negatif yaitu ada kata bukan atau tidak
          Contoh:
                                            PU: Siswa yang baik selalu mengerjakan pekerjaan rumah
                                            PK: Asep Bukan Siswa yang baik
                                            S  : Asep tidak mengerjakan pekerjaan rumah
SILOGISME HIPOTESIS
          Silogisme hipotetis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotetis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris.
          Contoh:
                                            PU: Jika hari ini tidak hujan, saya datang ke rumahmu
                                            PK: Hari ini ujan
                                            S  : Saya tidak datang ke rumahmu
SILOGISME ALTERNATIF
          Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif.
          Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. 
          Contoh
                     
      PU: Boim berada di Bandung atau Bogor
                                            PK: Boim berada di Bandung
                                            K  : Boim tidak berada di Bogor

ENTIMEN
          Suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
          Rumus:
                                      C=B karena C=A
PENALARAN INDUKTIF
          menurut Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007: 14) penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.
          Aspek dari penalaran induktif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu pargaraf generalisasi, analogi dan kausal.
DEFINISI GENERALISASI
          Proses penalaran berdasarkan pengamatan atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu mengenai semua atau sebagaian dari gejala serupa.
          Dari sejumlah fakta atau gejala khusus yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu.
          Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu ditunjang atau dibuktikan dengan fakta-fakta, contoh-contoh, data statistik, dan sebagainya yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.
JENIS-JENIS GENERALISASI
  1. Generalisasi dengan loncatan induktif.
Generalisasi dengan loncatan Induktif adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.
Contoh :
Hampir seluruh remaja di Indonesia sudah menggunakan handphone Blackberry.
  1. Generalisasi tanpa loncatan induktif
                      Generalisasi tanpa loncatan induktif adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh : sensus penduduk.


DEFINISI ANALOGI
          Analogi adalah penalaran dengan cara membandingkan dua hal yang banyak mengandung persamaan. Dengan kesamaan tersebut dapatlah ditarik kesimpulannya.
JENIS-JENIS ANALOGI
  1. Analogi induktif.
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua.
Contoh:
Nindy terpaksa dicutikan dari Universitas Gunadarma karena terlambat mengisi KRS. Tria juga akan di cutikan dari Universitas Gunadarma jika dia terlambat mengisi KRS.
2.       Analogi deklaratif.
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal.
Contoh :
Metode pengajaran yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya haruslah memiliki waktu yang efektif. Pemberian materi kepada mahasiswa sebaiknya sesuai dengan kapasitas mahasiswa sejauh mana mahasiswa dapat menampung materi yang diberikan. Sama halnya dengan ember yang terus menerus diisi air, pada akhirnya akan tumpah juga jika terus menerus diisi dengan air.
KAUSALITAS (SEBAB AKIBAT)
       Proses penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
       Hubungan kausal ada tiga jenis, yaitu sebagai berikut:
  1. Sebab – Akibat à Sebab – akibat ini berpola A menyebabkan B.
  2. Akibat – Sebab à Akibat – sebab ini berpola Akibat dari B
  3. Sebab-akibat 1 akibat 2 à suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul beberapa akibat.
TEORI
          Teori adalah suatu pemikiran, penelaahan, bisa juga penelitian, yang telah diakui kebenarannya secara ilmiah.

FUNGSI TEORI
  1. Menjelaskan hakikat dan makna dari sesuatu yang diteliti
Mis: jika penelitian yang dikaji adalah motivasi, maka untuk mengetahui dan menjelaskan tentang
motivasi tersebut dapat dilihat melalui teori
  1. Menjelaskan hubungan sesuatu yang diteliti dengan hal lainnya.
Mis: menjelaskan hubungan motivasi dengan
prestasi kerja
  1. Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian.
Mis: Teori menyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi kerja. Maka hipotesisnya adalah ”ada pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja”, bunyi hipotesis ini sama seperti apa yang dinyatakan teori tersebut
4.       Acuan untuk membahas hasil penelitian
Mis: dari hasil penelitian yang telah dilakukan (bab IV skripsi) diperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi terhadap kinerja, maka untuk membahas hasil penelitian ini, kita bisa mengkaitkannya dengan teori (bab II skripsi)
SUMBER TEORI
  1. Buku teks (text book)
  2. Jurnal (terbitan hasil penelitian ilmiah)
  3.  Proseding (kumpulan makalah seminar ilmiah)
  4. Dll
HIPOTESIS
          Hipotesis adalah dugaan/jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang telah dirumuskan
          Hipotesis terlahir dari teori atau pengalaman empiris. Jika teori menyatakan bahwa A berpengaruh terhadap B, maka hipotesisnya adalah A berpengaruh terhadap B.
INDUKSI DALAM METODE EKSPOSISI
          Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
          Karangan ini berisi uraian atau penjelasan tenta
ng suatu topik dengan tujuan memberi informasi atau pengetahuan tambahan bagi pembaca.
LANGKAH MENYUSUN EKSPOSISI
  1. Menentukan topik/tema
  2. Menetapkan tujuan
  3. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
  4. Menyusun kerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
  5. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.




                                     


Tidak ada komentar:

Posting Komentar