Afdal Ilham
16212298
3EA03
Perilaku Konsumen
SIKAP,
MOTIVASI DAN KONSEP DIRI
Pengertian
Sikap
Menurut Gordon Allpor dalam
Hartono Sastro Wijoyo (2005), Sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan
tanggapan pada suatu obyek baik disenangi maupun tidak disenangi secara
konsisten.
Menurut Hawkins (1980). Sikap
dapat didefinisikan sebagai cara kita berfikir, merasakan dan bertindak
terhadap beberapa aspek
Kinner dan Taylor (1987)
menyatakan bahwa sikap adalah pemandangan individu berdasarkan pengertahuan
penilaian dan proses orientasi tindakan terhadap suatu obyek atau gejala.
Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard (1992) sikap sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang menunjukan orang
berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten
berkenaan dengan obyek atau alternative yang diberikan.
Sikap dalam kamus marketing
(1995) juga didefinisikan sebagai kondisi mental atau akal budi tertentu yang
mencerminkan suatu pandangan pribadi yang negative atau positif mengenai suatu
obyek atau konsep atau suatu keadaan acuh tak acuh yang menunjukan titik tengah
(mid point) diantara dua titik ataupun dua pokok yang saling berlawanan
Melalui tindakan dan proses
pembelajaran, orang akan mendapatkan
kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan
adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu.
Suatu sikap menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional,
persepsi dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara
kita berpikir, merasakan dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko
retail, program televise atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilakku
relative konsisten terhadap objek yang sama.
Pengertian Motivasi
Motivasi konsumen yang dilakukan
oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasaan konsumen. Untuk
itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan
berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen dengan berbagai
kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting
karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan
yang ingin dicapai. Kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang
pada suatu waktu tertentu. Kebutuhan di pandang sebagai penggerak atau
pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka
individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen.
Dengan demikian motivasi dapat
diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang
agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala
upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi konsumen adalah keadaaan di dalam
pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu
tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan
suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran
kepuasan. Jadi motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
melakukan sesuatu yang diinginkan.
Pengertian Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen 9!(88), konsep diri adalah
semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang
dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini termasuk persepsi individu akan sifat dan
kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang
berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.
Komponen Sikap
Ada tiga komponen yang secara
bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total
attitude) yaitu :
Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali
kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai
apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu.
Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional
subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu.
Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen
perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap
yang dihadapi.
Sifat-Sifat Sikap
Secara umum bahwa sikap dapat
dibagi menjadi dua sifat yaitu sifat negative dan sifat positif. Sifat negative
menimbulkan kecenderungan untuk menjauh, memberi ataupun tidak menyukai
keberadaan suatu objek. Sedangkan sifat positif menimbulkan kecenderungan untuk
menyenangi, mendekat, menerima atau bahkan mengharapkan kehadiran objek
tertentu. Sikap selain memiliki dua sifat, juga memiliki beberapa cir-ciri
antara lain :
a) Sikap selalu menggambarkan hubungan subjek dengan objek
b) Sikap tidak dibawa sejak lahir tetai dipelajari berdasarkan pengalaman dan
latihan
c) Karena sikap dapat dipelajari maka sikap dapat diubah meskipn sulit
d) Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah terpenuhi
e) Sikap
tidak hanya satu macam saja melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang
menjadi pusat perhatiannya
f) Dalam sikap tersangkut faktor motivasi dan perasaan
Petingnya Feeling dalam memahami
Sikap Konsumen
Azwa (1995) menyimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi pembetukan sikap adalah pengalaman pribadi,
kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau
lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam individu.
a) Pengalaman
pribadi Middlebrook (dalam Azwar 1995) mengatakan bahwa tidak adanya pengalaman
yang dmiliki oleh seseorang dengan suatu objek psikologis, cenderung akan
membentuk sikap negative terhadap objek tersebut. Sikap akan lebih mudah
terbentuk jika yang dialami seseorang terjadi dalam situasi yang melibatkan
emosi, karena penghayatan akan pengalama lebih mendalam dan lebih lama
membekas.
b) Pengaruh
orang lain yang dianggap penting individu pada umumnya cenderung memiliki sifat
yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting yang
didorong oleh oleh keiinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghidari
konflik.
c) Pengaruh
Kebudayaan Burrhus Frederic Skin, seperti yang dikutip Azwar sangat menekankan
pengaruh lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk pribadi seseorang.
Kepribadian merupakan pola perilaku yang konosisten yang menggambarkan sejarah
reinforcement yang kita alami (Hergenhandalam azwar, 1995). Kebudayaan
memberikan corak pengalaman bagi individu dalam suatu masyarakat. Kebudayanlah
yang menanamkan garis penpgrah sikap individu terhadap berbagai maslah.
d) Media
massa berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah
dan lain-lain mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan opini dan
kepercayaan orang. Media massa memberikan pesan-pesan yang sugestif yang
mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal
memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Jika cukup kuat pesar-pesan sugestif akan memberi dasar efektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
e) Lembaga
pendidikan dan lembaga agama. Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai
sesuatu system mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan
system kepercayaan maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian
konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu
hal.
Proses Motivasi
1. Tujuan.
Perusahaan harus biasa menentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai,
baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu
2. Mengetahui
kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan konsumen tidak hanya
dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3. Komunikasi
efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap konsumen agar konsumen dapat
mengetahui apa yang harus mereka lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4. Integrasi
tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan perusahaan dan tujuan
kepentingan konsumen, Tujuan perusahaan adalah untuk mencari laba serta
perluasan besar. Tujuan individu konsumen adalah pemenuhan kebutuhan dan
kepuasan. Kedua kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting
adanya penyesuaian motivasi.
5. Fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah mendapatkan
barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
Referensi:
Nugroho J. Setiadi (2003) Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi
untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Setakan ke 3,
penerbit Prenada Media Group
www.wattpad.com/4248708-pengertian-perilaku-konsumen-sumber-day..
KEPRIBADIAN
NILAI DAN GAYA HIDUP
Nilai Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak
arti, bahkan saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari
kepribadian adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena
adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian
sebagai “Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu
merupakan perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi
terhadap kita, itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu
relatif konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan
kepribadian dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dari pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan
kepribadian dengan kecenderungan yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
4. Masa Sekolah (School Age)
5. Masa Remaja (adolescence)
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
7. Masa Dewasa (Adulthood)
8. Masa hari tua (Senescence)
Kebribadian terbentuk dari kita kecil,sifat jahat
buruknya kita disaat dewasa itu terjadi pada saat masa sekolah,jadi biasanya
masa sekolah adalah masa yang nomer 2 terpenting setelah masa anak – anak.
Biasanya kalau ada orang berlaku jahat tapi masa kecilnya tertanamkan hal yang
baik,biasanya itu terjadi karena masa sekolah yang kelam..
Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan sebuah
penggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya
(Kottler dalam Sakinah,2002). Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup
adalah perpaduan antara kebutuhan ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap
seseorang dalam bertindak berdasarkan pada norma yang berlaku.Oleh karena itu
banyak diketahui macam gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang
misalnya gaya hidup hedonis, gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain
sebagainya.Plummer (1983) gaya hidup adalah cara hidup individu yang di
identifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa
yang mereka anggap penting dalam hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka
pikirkan tentang dunia sekitarnya. Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985)
menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal yang paling berpengaruh pada sikap dan
perilaku seseorang dalam hubungannya dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu
pekerjaan, persahabatan, dan cinta sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup adalah konsep diri.
Hawkins (dalam Nugroho, 2002)
yang mengatakan bahwa pola hidup yang berhubungan dengan uang dan waktu
dilaksanakan oleh seseorang berhubungan dengan keputusan. Orang yang sudah
mengambil suatu keputusan langkah selanjutnya adalah tindakan.
Gaya hidup hanyalah salah satu
cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya
adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang
senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada
yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan kativitas yang dinamis,
dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang, dan
akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang .
Gaya hidup menurut Hair dan
McDaniel adalah cara hidup, yang diidentifikasi melalui aktivitas seseorang,
minat, dan pendapat seseorang. Penilaian gaya hidup dapat dilakukan melalui
analisa psychografi. Psychografi merupakan teknik analisis untuk mengetahui gaya
hidup konsumen sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan karakteristik gaya
hidupnya. Menurut Kasali gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang
menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas, minat
dan opini-opininya.
Pendekatan gaya hidup cenderung
mengklasifikasikan konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest,
Opinion, yaitu aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan).
Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap suatu objek
tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup seseorang bisa juga
dilihat dari apa yang disenangi, ataupun pendapatnya mengenai objek tertentu.
Gaya hidup hanyalah salah satu
cara mengelompokkan konsumen secara psikografis. Gaya hidup pada prinsipnya
adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada orang yang
senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada yang senang menyendiri, ada
yang bepergian bersama keluarga, berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis,
dan ada pula yang memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan
sosial-keagamaan. Kasali menyatakan bahwa gaya hidup mempengaruhi perilaku
seseorang, dan akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang.
Begitu pula menurut Mowen dan
Minor yang menyatakan bahwa penting bagi pemasar untuk melakukan segmentasi
pasar dengan mengidentifikasi gaya hidup melalui pola perilaku pembelian produk
yang konsisten, penggunaan waktu konsumen, dan keterlibatannya dalam berbagai
aktivitas. Mowen dan Minor menegaskan bahwa gaya hidup merujuk pada bagaimana
orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka
mengalokasikan waktu mereka. Hal ini dinilai dengan bertanya kepada konsumen
tentang aktivitas, minat, dan opini mereka, gaya hidup berhubungan dengan
tindakan nyata dan pembelian yang dilakukan konsumen.
Orang yang berasal dari
subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang
berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang
bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya
hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk
memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai
tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas
didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri
dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada
perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku
pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk
menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup
konsumen :
- Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
- Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
- Jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok.
- Mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
Hubungan keduanya dalam perilaku
konsumen
Keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup,
pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri
pembeli..Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.
Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam
siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau
transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan
mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha
mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas
rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.Situasi ekonomi seseorang akan
mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari
pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya),
tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).Gaya
hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan,
minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara
keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan
sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
SUMBER :
http://sahbudin.blogspot.com/